FILIPINA
Sejarah Filipina dipercaya telah
dimulai dengan kedatangan manusia pertama lewat jembatan darat paling tidak
30.000 tahun yang lalu. Kedatangan
pertama orang-orang Barat yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand
Magellan di Pulau
Homonhon, di tenggara Samar pada 16 Maret
1521.
Sebelum kedatangan Magellan, terdapat suku-suku Negrito yang menjelajahi pulau-pulau Filipina, namun mereka
kemudian digantikan oleh orang-orang Austronesia.
Kelompok-kelompok tersebut dapat digolongkan menjadi suku pemburu dan peramu,
masyarakat kesatria, plutokrasi kecil, dan
kerajaan maritim, yang kemudian tumbuh menjadi kerajaan, konfederasi dan
kesultanan. Negara-negara prakolonial itu contohnya kerajaan Butuan, Cebu, Tondo, Maysapan, Maynila, konfederasi Madyaas, Negeri
Mai, dan kesultanan Sulu serta Maguindanao. Negara-negara
kecil ini berkembang paling tidak sejak abad ke-10. Meskipun kerajaan-kerajaan
ini mencapai tatanan politik dan sosial yang rumit, serta melakukan perdagangan
dengan daerah-daerah yang sekarang menjadi Cina, India, Jepang, Thailand, Vietnam dan Indonesia, tidak ada yang berhasil
menyatukan kepulauan yang sekarang menjadi Filipina di abad ke-20.
Penjajahan dan pemukiman Spanyol dimulai dengan
kedatangan ekspedisi Miguel
López de Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San Miguel di pulau Cebu, danlebih banyak lagi
pemukiman ke utara, mencapai teluk Manila di pulau Luzon pada tahun 1571. Di
Manila, mereka mendirikan kota baru dan dengan demikian memulai era penjajahan
imperium Spanyol, yang berlangsung lebih dari tiga abad.
Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik
seluruh kepulauan, yang sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas
merdeka, namun tidak berhasil. Penyatuan Filipina baru berhasil pada abad
ke-20. Spanyol memperkenalkan percetakan versi Eropa Barat, dan kalender
Gregorian, dan juga cacar, penyakit
kelamin, lepra, perang dengan senjata api. Hindia Timur Spanyol diperintah dan
diadministrasi sebagai bagian Kerajamudaan Spanyol Baru dari Meksiko dari 1565 sampai 1821,
dan diadministrasi langsung dari Madrid dari tahun 1821 sampai
akhir Perang
Spanyol-Amerika di tahun 1898, kecuali pada selang singkat pendudukan Britania di Filipina
(1762-1764). Orang-orang Cina, Britania, Portugis, Belanda, Jepang dan pedagang
pribumi mengeluh bahwa Spanyol menekan perdagangan dengan pemberlakuan monopoli
Spanyol. Misionaris Spanyol mencoba mengkristenkan penduduk dan umumnya sukses
di dataran rendah utara dan tengah, pada akhirnya. Mereka mendirikan sekolah,
universitas, dan rumah sakit, terutama di Manila dan pemukiman benteng-benteng
Spanyol.
Revolusi Filipina melawan Spanyol dimulai pada April
1896, yang berpuncak di dua tahun kemudian dengan proklamasi kemerdekaan dan
pendirian Republik Pertama Filipina. Namun Traktat Paris, pada akhir
perang Spanyol-Amerika, memindahkan kendali atas Filipina kepada Amerika Serikat. Perjanjian ini
tidak diakui oleh pemerintah Filipina, yang pada 2 Juni 1899, menyatakan perang
terhadap Amerika Serikat. Perang Filipina-Amerika yang kemudian terjadi
berakibat korban dalam jumlah besar. Presiden Filipina Emilio Aguinaldo ditangkap pada
tahun 1901 dan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan konflik berakhir
secara resmi pada tahun 1902. Para pemimpin Filipina pada umumnya menerima
bahwa AS telah menang, namun permusuhan terus berlanjut dan baru mulai
berkurang tahun 1913. Pemerintahan kolonial AS dimulai tahun 1905 dengan
otonomi lokal sangat terbatas. Otonomi parsial (status persemakmuran) diberikan
pada tahun 1935, dengan kemerdekaan penuh dari AS direncanakan pada tahun 1946.
Persiapan untuk negara yang berdaulat sepenuhnya diinterupsi oleh pendudukan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II.
Dengan ekonomi yang menjanjikan pada dasawarsa 1950-an
dan 1960-an, Filipina pada akhir 1960-an dan awal 1970-an mengalami kebangkitan
aktivisme mahasiswa dan pergerakan sipil terhadap kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos yang
memberlakukan hukum militer pada tahun 1972. Karena ikatan yang dekat antara AS
dan Presiden Marcos, pemerintah AS terus mendukung Marcos meskipun
pemerintahannya dikenal sangat korup dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara meluas.
Namun revolusi "People Power" pada tahun 1986 telah memakzulkan
Marcos dan membawa kembali demokrasi di negara tersebut.
Periode setelah itu ditandai oleh ketidakstabilan politik dan terganggunya
produktivitas ekonomi
Myanmar
§ Sejarah awal
Orang Mon
dipercayai menjadi kumpulan terawal untuk pindah ke Lembah
Ayeyarwadi dan pada
pertengahan tahun 900 SM telah menguasai selatan Myanmar. Orang Mon ini menjadi
orang Asia Tenggara pertama menganut agama Buddha Theravada.
Orang
Tibeto-Burman bercakap bahasa Pru tiba sekitar abad pertama SM. Mereka tinggal di Lembah Ayeyarwadi. Kerajaan orang Mon
dan Pyu giat melakukan kegiatan perdagangan antara China dengan India. Kerajaan
Pyu menguasai Lembah Ayeyarwadi untuk beberapa ketika.
§ Zaman Penjajahan (1886-1948)
Bagi
merancakkan perdagangan dan pembinaan infrastruktur, Empayar British telah membawa masuk buruh India dan buruh China di
kawasan bandar. Hari ini bandar Yangoon dan Mandalay terdapat ramai orang
India. Mereka ditugaskan membina landasan kereta api dan sekolah. Penjara
Insein menempatkan sejumlah besar banduan terutama banduan politik . Banyak
terjadi pertumpahan darah sehingga 1930 . Pemakaian kasut di dalam kuil buddha
mencetuskan bantahan dari sami-sami Buddha. Sami-sami Buddha menjadi
peuang-pejuang kemerdekaan Myanmar dan ramai yang terbunuh. Antara sami yang
terkenal ialah U Wisara yang mati dalam penjara selepas 163 hari mogok lapar
membantah peraturan -peraturan baru di kuil Buddha. Sajak oleh Tudyard Kipling
bertajuk 'Mandalay' mengingatkan betapa kesusahan hidup semasa zaman kolonial
British.
Pada 1 April
1937, Myanmar berjuang untuk mendapatkan pentadbiran berasingan dari British di
India. Pada 1940-an 30 komrad yang menerima latihan ketenteran di Jepun
diketuai Aung San telah mengasaskan Tentera Kemerdekaan Burma.
§ Kemerdekaan
Semasa Perang Dunia Kedua, Burma menjadi barisan depan berhadapan dengan
penjajahan tentera Jepun di Asia Tenggara. Pemerintahan British dikalahkan dengan teruk oleh
tentera Jepun. Lebih 300,000 buruh India dan Anglo-Burma melarikan diri ke
dalam hutan dan tiba di india . Tentera Jepun melancarkan Kempen Burma untuk
memastikan British keluar dari Myanmar tetapi Tentera India British berjaya
menyerang semula dan mendapatkan semula Myanmar pada Julai 1947. Ramai rakyat
Burma berjuang bersama tentera Jepun. Ramai juga yang berkhidmat dengan Tentera
British Burma.
Malaysia
§ Sejarah Awal
Semenanjung
Melayu berubah menjadi pusat perdagangan Asia Tenggara
ketika Cina dan India memulai perdagangan
mereka melewati Selat Melaka. Banyak kerajaan awal yang berdiri
pada abad ke-10
berasal daripada pelabuhan, termasuk Langkasuka dan Lembah Bujang di Kedah, Beruas dan Gangga
Negara di Perak,
dan Pan Pan di Kelantan.
Pada awal abad ke-5,
Kesultanan
Melaka didirikan dan kemakmuran ekonominya telah menarik minat penjajah dari Portugis,
Belanda dan Britania.
§ Zaman penjajahan
Pemukiman Selat (Straits Settlements) Koloni
Mahkota (Crown Colony) Britania dibentuk pada 1826, dan Britania sedikit
demi sedikit menyebarkan pengaruh dan kawalannya kepada seluruh semenanjung.
Pemukiman Selat termasuk Pulau Pinang, Singapura dan Melaka.
Pada 1867, Inggris menjadi semakin agresif dan mulai merebut
negeri-negeri Melayu lainnya. Akibat perang saudara, gangguan persatuan sulit
China, Britania telah dipilih untuk menyelesaikan masalah-masalah penduduk
Negeri Selat. Akhirnya, Perjanjian Pangkor ditandatangani yang mengakibatkan
perluasan kekuasaan Britania ke negeri-negeri Melayu (yaitu Perak, Pahang, Selangor dan Negeri Sembilan yang juga
dikenal sebagai Negeri-negeri Bersekutu). Negeri-negeri lain yang dikenali
sebagai Negeri-Negeri Tidak Bersekutu ialah Perlis, Kedah, Kelantan, dan Terengganu
yang berada di bawah kuasa Thailand.
Di Borneo pula, Borneo Utara Britania yang dulu berada di bawah
pemerintahan Kesultanan Sulu (sekarang Sabah) ditabalkan sebagai
Koloni Kerajaan Britania, manakala Sarawak
menjadi milik keluarga Brooke. Akibat penaklukan Jepang pada Perang Dunia
II dan kebangkitan komunis, dukungan untuk kemerdekaan semakin kuat.
Saat Britania menginginkan pembentukan Uni Malaya setelah berakhirnya perang,
masyarakat Melayu
bangun menentang dan menginginkan sistem yang pro-Melayu, Singapura
akhirnya melepaskan diri dari MALAYSIA dan membentuk negara sendiri. dan
meminta sistem kewarganegaraan tunggal (berbanding dwiwarganegara, yang
mengizinkan kaum pendatang mendapat status warganegara Malaya dan negara asal
mereka). Kemerdekaan untuk semenanjung diperoleh pada 1957 di bawah nama
Persekutuan Malaya, tanpa Singapura.
§ Selepas perang
Persekutuan yang baru diwujudkan di bawah nama Malaysia
pada 16 September
1964 melalui penyatuan
Persekutuan Malaya, Singapura, Borneo Utara (kemudian dinamakan Sabah) dan
Sarawak. Kesultanan
Brunei yang pada mulanya menyatakan hasrat untuk menyertai Malaysia
menarik diri akibat tentangan sebahagian masyarakat Brunei. Pada awal
terbentuknya Malaysia,
banyak masalah yang terjadi misalnya dengan Indonesia
("Konfrontasi"),
dan tuntutan oleh Filipina terhadap Sabah. Selain itu, pada 1965, Singapura menarik
diri daripada Malaysia dan kemudian terjadinya kerusuhan etnis pada 1969.
Singapura
§ Sejarah Silam
Pada masa silam sekitar abad ke 14, pulau Singapura
merupakan sebagian dari kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek
("Kota Laut").
Dipercayai bahawa Singapura merupakan pusat pemerintahan
kerajaan Melayu sebelum ia diduduki oleh Sir Stamford Raffles. Ini berdasarkan
tulisan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi
yang menyatakan ketika Singapura dibersihkan, bukit yang terdapat di situ telah
dikenali sebagai bukit larangan, dan terdapat banyak pohon buah yang ditanam di
situ. Ini menunjukkan terdapatnya pusat administrasi di situ.
Selain daripada itu, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi
turut menyatakan ditemukannya sebuah batu bersurat yang mempunyai ukiran
tulisan yang tidak dikenali dan telah kabur. Prasasti Singapura itu menunjukkan
Singapura telah menjadi sebuah pusat administrasi sejak silam lama sebelum
tibanya pihak Inggris.
Malangnya prasasti itu telah dimusnahkan tidak lama
selepas tibanya Inggris oleh seorang insinyur Inggris. Bagaimanapun, terdapat
nota mengenai sebuah salinan tulisan tersebut yang telah diantarkan ke London
tetapi gagal ditafsirkan. Sekiranya catatan salinan tulisan itu dapat dijumpai
kembali, ia bisa memberikan perkiraan kapan ia diukir melalui terjemahan
ataupun sekiranya masih gagal diterjemahkan, melalui jenis tulisan yang
digunakan.
§ Pendirian Singapura Modern (1819)
Di antara abad ke-16 dan kurun ke-19, Kepulauan
Melayu secara berangsur-angsur menjadi milik penjajah dari Eropa. Permulaan
penjajahan dari Barat
bermula saat Portugis
tiba di Melaka
pada tahun 1509.
Manakala pada kurun ke-17, Belanda telah menguasai kebanyakan pelabuhan utama di
Kepulauan Melayu. Pihak Belanda telah memonopoli semua perdagangan rempah-rempah
yang pada saat itu merupakan bahan perdagangan yang penting. Penjajah Eropa
yang lain termasuk Inggris, cuma mempunyai hak perdagangan yang kecil.
Pada tahun 1818, Sir Stamford
Raffles telah dilantik menjadi gubernur di salah satu pelabuhan
Inggris yaitu di Bengkulu, Sumatera. Raffles percaya bahwa
Inggris perlu mencari jalan untuk menjadi penguasa dominan di rantau ini. Salah
satu jalan ialah dengan membangun sebuah pelabuhan baru di Selat Melaka.
Pelabuhan Inggris yang sudah ada seperti Pulau Pinang
terlalu jauh dari Selat Melaka sedangkan Bengkulu menghadap Selat Sunda.
Pada tahun 1818, ia telah berhasil menyakinkan East Indies Company (EIC) untuk mencari pelabuhan
baru di rantau ini.
Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari
1819. Dia menjumpai sebuah
perkampungan Melayu
kecil di muara Sungai
Singapura yang diketuai oleh seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh
Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya
tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh
Belanda dan Bugis.
Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya
karena kakandanya, Tengku Hussein tidak ada
semasa ayahnya meninggal dunia. Menurut adat Melayu, calon sultan perlu berada
di sisi sultan sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
Sadar bahwa dia boleh memanipulasi keadaan ini, Raffles
telah menyokong Tengku Hussein untuk menjadi Sultan sekiranya Tengku Hussein
mau membolehkan Inggris membuka pelabuhan di Singapura dan sebagai balasan Inggris
akan membayar uang tahunan kepada Tengku Hussein. Perjanjian ini menjadi sah
pada 6 Februari 1819.
§ Perkembangan Awal (1819-1826)
Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama kemudian selepas
menandatangani perjanjian dengan Johor. William Farquhar mengetuai koloni
baru Inggris
ini dengan bantuan sepasukan laskar Inggris.
Di balik masalah-masalah yang dihadapinya Singapura
berkembang pesat karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas.
Pedagang-pedagang Arab, Tiong Hoa dan India menjadikannya tempat
persinggahan mereka.
Pendirian Singapura oleh Raffles mendapat masalah saat
kerajaan Belanda
menuduh Inggris mencampuri kawasan naungan pengaruhnya. Pada mulanya kerajaan
Inggris dan Perserikatan
Hindia Timur Inggris bersimpati dengan masalah ini tetapi lama
kemudian mereka mengabaikannya demi kepentingan kemajuan di Singapura.
Menjelang tahun 1822,
sudah jelas niat Inggris bahwa mereka tidak akan sekali-kali menyerahkan
Singapura.
Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan
dengan ditandatanginya Perjanjian
Inggris-Belanda 1824 yang mana Kepulauan
Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa. Kawasan utara termasuk Pulau
Pinang, Melaka dan Singapura sebagai kawasan pengaruh Inggris sedangkan kawasan
di sebelah selatan di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun 1826, Singapura
bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Melaka tergolong di bawah satu
pemerintahan yaitu Negeri-Negeri Selat.
§ Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)
Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour. Salah satu
tujuan Jepang adalah untuk menguasai Asia Tenggara
ialah karena faktor ekonomi. Singapura yang merupakan pangkalan utama Militer
Sekutu ialah sasaran utama Jepang.
Di Singapura banyak yang beranggapan bahwa Jepang akan
menyerangnya terlebih dahulu sebelum menyerang Malaya. Pihak Inggris
bersedia saat menyediakan antara kontingen perang terbaiknya. Hal ini termasuk
pengantaran kapal perang HMS Prince of Wales
dan kapal perang HMS Repulse. Mereka
juga mengantar beberapa kapal perang yang lain.
Pada 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat
di Kota Bharu,
Kelantan. Selepas dua hari
laskar-laskar Jepang mendarat, kapal Prince
of Wales dan kapal Repulse
tenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang. Tentara Jepang terus maju ke
seluruh Tanah Melayu menyebabkan tentara
Inggris terpaksa mundur ke selatan ke Singapura. Menjelang 31 Januari
1942, selepas 55 hari
bermulanya penyerangan tentara Jepang, tentara Jepang sudah berhasil menguasai
keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap
sedia untuk menyerang Singapura.
Selepas beberapa pertempuran, Letnan-Jenderal Arthur Ernest Percival dan laskar-laskar
Inggris menyerah kalah kepada Jeneral Yamashita Tomoyuki pada Tahun Baru Imlek yaitu 15 Februari 1942. Lebih kurang 130.000
laskar India,
Australia dan Inggris menjadi tahanan
perang. Jatuhnya Singapura merupakan
penyerahan kalah terbesar British dalam sejarah.
Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to (昭南島 Shōnan-tō, "Cahaya Selatan) dalam bahasa Jepang.
Singapura diduduki oleh Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
§ Pemerintahan Sendiri (1955-1963)
Ketua Front Buruh, David Marshall, menjadi Ketua
Menteri Singapura yang pertama. Dia memerintah sebuah pemerintahan yang tidak
stabil dan mengakibatkan terjadinya peritiwa mogok besar-besaran. Pada bulan
April 1956,
dia ke London
untuk berbincang mengenai kemerdekaan Singapura tetapi tidak berhasil karena
pengaruh komunis di Singapura. Marshall terus menekan Inggris bahwa dia akan
meletakkan jabatan sekirannya Inggris tidak memberi kemerdekaan kepada
Singapura. Tetapi Inggris langsung tidak menghiraukan gugatan Marshall dan
akhirnya dia terpaksa melepaskan jabatannya. Ketua Menteri Singapura seterusnya
ialah Lim Yew Hock.
Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap ketua-ketua kesatuan sekerja dan
anggota-anggota pro-komunis.
Tindakan tegas Lim menyebabkan Inggris setuju untuk
memberikan pemerintahan sendiri kepada Singapura.
§ Membentuk Persekutuan Malaysia (1963-1965)
Pada 16 September 1963, Inggris setuju untuk menyerahkan
Singapura,
Sabah, dan Sarawak
untuk bergabung dengan PersekutuanTanah
Melayu supaya Federasi Malaysia dapat dibentuk.
Selepas menyertai Malaysia, partai politik utama Singapura yaitu People's Action Party memenangi Pemilu
Singapura. Tindakan PAP
yang sering menyuarakan ketidakpuasan mengenai keistimewaan kaum Bumiputera.
Banyak anggota United Malays National Organisation
mendesak Pemerintah Federasi supaya menangkap Lee Kuan Yew.
Jadi pada 7 Agustus
1965, Tunku
Abdul Rahman Putra membuang Singapura dari Malaysia. Banyak rakyat Malaysia mengganggap
tindakan Tunku Abdul Rahman ini sebagai satu kerugian karena menurut mereka
banyak lagi cara lain untuk menjaga keamanan Singapura.
Pada masa inilah terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia.
3 marinir Indonesia, yakni Harun Thohir, Usman Janatin, dan Gani bin Arup meledakkan
MacDonnald House di Singapura pada tahun 1965. Mereka melarikan diri, namun 2 orang di
antara mereka, yakni Harun dan Usman dapat ditangkap dan 3 tahun kemudian
dihukum gantung meskipun Indonesia sudah memintakan pengampunan, sebab pada
tahun 1968
itu Presiden Soekarno sudah jatuh dan
digantikan Soeharto
yang pada saat itu didukung Negara Barat yang tidak perlu dikhawatirkan Lee
Kuan Yew.
§ Republik Singapura (1965-sekarang)
Selepas keluarnya dari Malaysia, Singapura mulai muncul
sebagai kuasa perdagangan dunia. Banyak fasilitas dan kemajuan dicapai semasa
pemerintahan Lee Kuan Yew.
Pada tahun 1990, Lee Kuan Yew mundur dari politik dan memberi kuasa
pemerintahan kepada Goh Chok Tong. Pada tahun 2004 pula, Goh Chok Tong
meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri dan memberi jalur kepada
anak Lee Kuan Yew yaitu Lee Hsien Loong untuk memerintah.
Thailand
Asal mula Thailand secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan
Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian
diteruskan Kerajaan
Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran
lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Thailand dipengaruhi dengan kuat
oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan
beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun
mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya
negara di Asia Tenggara yang tidak
pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman
kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya
banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.
Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki
konstitusional. Sebelumnya dikenal
dengan nama Siam, negara ini mengganti namanya menjadi Thailand pada
tahun 1939 dan untuk seterusnya,
setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang
tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang
Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam
tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an.
§ Sukhothai
Kerajaan Sukhothai adalah salah satu kerajaan tertua di
Thailand yang berpusat di sekitar kota Sukhothai, berdiri sejak tahun 1238 sampai 1438. Sebelumnya wilayah
kerajaan ini adalah bagian dari Kerajaan Khmer.
Pada puncak kejayaannya di bawah raja ketiga Ramkhamhaeng, Sukhothai
diperkirakan terbentang dari wilayah yang sekarang termasuk Myanmar) sampai ke dalam wilayah
Laos modern, serta ke arah
selatan di Semenanjung Malaya. Setelah kematian Ramkhamhaeng, Sukhothai melemah
dan berbagai kerajaan bawahannya mulai melepaskan diri. Pada tahun 1438, status
Sukhothai berubah hanya menjadi sekedar provinsi dari Ayutthaya.
§ Ayutthaya
Kerajaan Ayutthaya didirikan pada tahun 1350 Raja
Ramathibodi I (Uthong), yang mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya
dan mengalahkan dinasti Kerajaan
Sukhothai pada tahun 1376. Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan
perdagangan dengan berbagai negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara
Eropa. [2]
Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan
antar dinasti, Ayutthaya memasuki abad keemasannya pada perempat kedua abad
ke-18. Di masa yang relatif damai tersebut, kesenian, kesusastraan dan
pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah melawan bangsa
luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti
Nguyen (penguasa Vietnam Selatan) pada tahun 1715
untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja.
Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Burma dengan pemimpin Raja Alaungpaya yang baru
berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun 1765 wilayah
Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Burma, yang kemudian bersatu di
Ayutthaya. Ayutthaya akhirnya menyerah dan dibumihanguskan pada tahun 1767
setelah pengepungan yang berlarut-larut.
§ Siam
Setelah serbuan Burma yang membumihanguskan ibukota
Ayutthaya, Jenderal Taksin mendirikan kerajaan baru pada tahun 1769 yang
beribukota di Thonburi (sekarang
termasuk dalam Bangkok) dan menyatukan
kembali bekas kerajaan Ayutthaya. Taksin kemudian dianggap gila dan dieksekusi
tahun 1782, dan digantikan oleh Jenderal Chakri, yang menjadi raja pertama
dinasti Chakri dengan nama Rama II. Tahun yang sama dia mendirikan ibukota baru
di Bangkok, di seberang sungai Chao
Phraya dari ibukota lama yang didirikan Jenderal Taksin. Pada tahun 1790-an Burma
berhasil diusir dari Siam.
Para penerus Rama I harus menghadapi ancaman kolonialisme
Eropa setelah kemenangan Britania di Burma tahun
1826. Pada tahun yang sama Siam menandatangani perjanjian dengan Britania Raya,
dan tahun 1833 Siam menjalin hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Perjanjian Anglo-Siam 1909 menentukan
batas-batas Siam dengan Malaya, sedangkan
serangkaian perjanjian dengan Perancis mematok batas timur
dengan Laos dan Kamboja.
Kudeta tahun 1932 mengakhiri monarki absolut di Thailand, dan
mengawali munculnya kerajaan Thailand modern.
§ Thailand modern
Kudeta tahun 1932 mengubah Siam menjadi Thailand modern
yang berupa monarki konstitusional. Perubahan nama dari Siam menjadi Thailand
sendiri baru diumumkan Perdana Menteri Plaek Pibulsonggram (Phibun) pada
tahun 1939. Pemerintahan Perdana Menteri Phibun ini ditandai dengan bangkitnya
nasionalisme Thai.
Pada bulan Januari 1941, Thailand menginvasi Indocina Perancis, dan memulai
perang Thai-Perancis. Thailand berhasil merebut Laos, sedangkan Perancis
memenangkan pertempuran laut Koh-Chang. Perang tersebut berakhir lewat mediasi Jepang. Perancis dipaksa Jepang
untuk melepaskan wilayah sengketa kepada Thailand.
Dalam perang dunia II Thailand memberi hak kepada Jepang
untuk menggerakkan pasukannya dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang pada
saat itu dikuasai Inggris. Pada bulan Desember 1941 Thailand dan Jepang
menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan Jepang untuk membantu
Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan Perancis (Shan, Malaya, Singapura, sebagian Yunnan, Laos dan Kamboja). Sebagai imbalannya,
Thailand akan membantu Jepang menghadapi Sekutu.
Setelah kekalahan Jepang,, Thailand diperlakukan sebagai
negara yang kalah oleh Britania dan Perancis. Namun dukungan Amerika Serikat
terhadap Thailand membatasi kerugian yang diderita Thailand. Thailand harus
mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari kedua negara Eropa tersebut, namun
Thailand sendiri tidak diduduki. Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika
Serikat menghadapi ancaman komunisme dari negara-negara
tetangganya.
Terimakasih atas informasinya, ini menambah wawasan saya tentang negara negara Asean.
BalasHapus